Welcome to my Blog. "Diceritakan bahwa 'Umar bin al-Khaththab menulis surat kepada Abu Musa al-'Asy'ary, "Segala kebaikan terletak di dalam keridlaan. Maka jika engaku mampu, jadilah orang yang ridla; jika tidak mampu, jadilah orang yang sabar." "Hendaknya kita menyedari bahawa musibah yang menimpa kita bukanlah untuk memusnahkan kita, sesungguhnya kehadiran musibah tersebut hanyalah untuk menguji sampai dimana kesabaran kita"

Minggu, 01 September 2013

Kurikulum Baru Butuh Metode Student Center Learning

 
Dikutip : okezone.com
Kurikulum baru seharusnya mengarahkan siswa untuk lebih aktif di kelas.  JAKARTA - Saat ini, metode pembelajaran pasif yang menempatkan murid sebagai obyek tidak lagi efektif. Murid harusnya bersifat aktif untuk bertanya dan berdiskusi ketika berada di dalam kelas. Maka, Student Center Learning (SCL) menjadi dasar tata cara guru dalam menerapkan metode tersebut.

Demikian dipaparkan Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) Maulana Mukhlis dalam penguatan dan pemberdayaan kapasitas guru dan siswa dalam peningkatan ketahanan kota terhadap perubahan iklim di Kota Bandar Lampung, belum lama ini.

Dia mengungkap, dalam menyikapi perubahan kurikulum 2013, tim kota telah mengevaluasi program selama satu tahun penerapan. Evaluasi program dilakukan tidak hanya terkait keberlangsungan program, tetapi untuk mengetahui berbagai kelemahan dan kekurangan kurikulum 2013 guna memperbaiki implementasi program untuk satu tahun ke depan.

"Terdapat tujuh rekomendasi yang dihasilkan tim kota terkait pelaksanaan program. Terutama pada aspek kemampuan guru selama uji coba program di empat sekolah, yaitu SMPN 7 Bandarlampung, SMPN 27, SDN 1 Karangmaritim, dan SDN 1 Langkapura," ujar Maulana, seperti dinukil dari situs Unila, Jumat (16/8/2013).

Tim kota, lanjutnya, merekomendasikan adanya perubahan metode mengajar guru di kelas. Mereka harus mengubah metode pengajaran ke arah Student Center Learning.

"Terutama dengan memperbanyak studi kasus, diskusi kelompok, dan pengembangan model pembelajaran aktif," kata anggota tim ketahanan Kota Bandar Lampung itu.

Rekomendasi selanjutnya adalah perlunya dilakukan kembali pelatihan penetapan indikator dan tujuan pembelajaran bagi para guru. Dia menilai, adanya Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan berdampak pada pelaksanaan program.

Sebelumnya, Unila telah menyusun buku materi sisipan perubahan iklim pada mata pelajaran yang dipilih untuk disisipkan berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

"Dalam kurikulum baru, SK-KD berubah menjadi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD). Ya otomatis berubah pula isinya," papar Maulana.

Sementara terkait perubahan metode pengajaran, tim kota juga merekomendasikan perlunya pemberian tambahan media belajar lengkap dengan segala konsekuensinya. Termasuk kemampuan memperbaiki metode pembelajaran yang bervariasi dan dukungan pihak luar melalui pelatihan khusus dalam hal merancang media pembelajaran.

"Siswa juga harus didorong untuk melakukan perubahan perilaku dengan indikator dan metode evaluasi yang tepat. Untuk itu, guru harus dilatih dalam melakukan proses penilaian secara otentik dan keragaman model evaluasi," tuturnya.

Maulana mengurai, selain mendapatkan apa yang telah ada dalam bahan ajar, guru harus dibekali kemampuan menyusun instrumen evaluasi tambahan. Perlu pelatihan khusus untuk merancang bahan evaluasi komprehensif yang mampu mengurut, tidak hanya kemampuan kognitif, tetapi afektif siswa.

"Uji coba bahan ajar ketahanan perubahan iklim pada semester II tahun ajaran 2012/2013 melibatkan 45 guru, empat kepala sekolah, sekira 1.885 siswa, serta diawasi oleh delapan pemantau. Guru yang terlibat dalam program ini adalah guru kelas V dan VI untuk jenjang SD serta guru Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS terpadu pada jenjang SMP," beber Maulana.

Terkait pengembangan program, tim kota juga merekomendasikan keterlibatan guru bidang studi lain dan termasuk komite sekolah dalam rencana penerapan secara menyeluruh pada tahun ajaran baru mendatang.

Di Kurikulum 2013, Nilai Rapor Berubah Total





JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan jika dalam Kurikulum 2013 nilai rapor siswa akan lebih informatif dan deskriptif. Serta memuat informasi penilaian pada aspek pengetahuan, keterampilan, serta sikap siswa.

"Rapornya akan berubah total, yang pertama perubahannya rapor itu berisi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan, yang selama ini kan yang dominannya pengetahuan," kata Kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMPK dan PMP) Syawal Gultom, seperti dikutip dari laman Kemendikbud, Selasa (16/7/2013).

Maka dari itu, sistem penilaian pun harus berubah. Hal ini karena selama ini penilaian dilakukan dengan tes. Nantinya, dalam kurikulum 2013, penilaian harus nontes, di mana portofolio dan keterampilan harus diamati. Selanjutnya, rapor pada jenjang sekolah dasar (SD) tidak akan berisi angka, namun deskripsi.

"Di SD tidak boleh angka-angka, yang ada deskripsi, kalimat-kalimat, anak ini bisanya apa, kalau tidak mampu kenapa. Apa yang harus diperbaiki pada seorang siswa juga harus ditulis," tambah mantan Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) tersebut.

Sementara untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP) untuk aspek pengetahuan dan ketrampilan dapat berupa angka. Sedangkan pada aspek sikap harus berupa deskripsi, yaitu hasil observasi.

"Konsistrensi anak dalam disiplin dinilai, disiplin dinilai dari mana? dari kehadiran, disiplin menyerahkan tugas misalnya," lanjut Syawal.

Standar penilaian tersebut akan diatur oleh Kemendikbud. Namun hal tersebut adalah standar minimal, sekolah dapat menambahkan aspek penilaian lainnya. Sedangkan standar penilaian dalam Kurikulum 2013 nantinya akan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud).

"Bagaimana cara menilai sikap dan bagaimana menuangkannya ke dalam rapor itu yang kita atur," kata Kepala Badan PSDMPK dan PMP.
" "Ajal ada saatnya. Kesulitan bukan berarti harus kita sikapi dengan putus asa. Pastikan kita bisa mengenal diri dengan lebih baik, mengenal diri dengan lebih baik, mengenal kemampuan lebih maksimal. Jangan melakukan sesuatu tanpa tahu ilmu, tanpa tahu kebenaran, karena bisa jadi bumerang. Tidak usah memaksakan diri agar kelihatan lebih dari kenyataan yang sebenarnya."

Pengikut